TUNANETRA YANG LUAR BIASA
PUNGLABEDE' NAMANYA
Hari ini saya merenung. Entah mengapa saya merasa
di tampar oleh sosok orang hebat itu. Sudah hampir seminggu saya berada di
lingkungan baru. Tempat menggalih pengalaman baru di tempat praktik jurusan
perkuliahan saya. Saya menemukan setitik hal hebat di lingkungan baruku ini.
Semenjak hari pertama saya berada di tempat baru ini saya memperhatikan.
Beberapa hal di lingkungan baruku ini. Saya mengamati bagaimana budaya maupun
karakter masyarakat sekitar dalam kesehariannya. Dari berbagai macam hal yang
saya amati. Saya cukup tertarik dengan sebuah hal tentang lingkungan saya.
Terdapat sebuah rumah yang sangat bersih dan rapih. Di setiap harinya.
Setiap pagi saya melihat seorang pria tua yang
berada dalam titik amatanku. Dibalik rumah yang sangat bersih dan rapih itu
terdapat pria tua itu yang selalu duduk di bawah kolom rumah beralaskan baliho
bamboo. Setiap saya masuk praktek di tempat yang tidak jauh dari lokasi rumah
sewa saya. Saya selalu melihat pria tua itu duduk duduk di baliho kesayangannya
dengan tatapan kosong. Di dalam benakku nampaknya si pria tua itulah pemilik
rumah itu.
Di rumah sewa yang saya tempati. Saya sangat
merasa nyaman berada di lingkungan baru ini. Ibu Kost yang sangat ramah dan
baik yang senang berbagi. Setiap hari ibu kos berjualan di warung tempatku
praktik. Setiap sore ibu kost selalu membagikan sisa dagangannya
kepadaku, dan juga sosok si pak tua itu.
Sambil menghisap rokok dan menikmati segelas kopi
sehabis dinas. Saya menghabiskan waktu untuk bersantai di depan teras Kosku.
Sehabis memberikan makanan sisa dagang ke pria tua itu, ibu kosku singgah
menyapaku dan bercerita sedikit tentang pria tua itu. Ia mengatakankan bahwah
Si pria tua itu hanya tinggal sebatang kara. Tak hanya sebatang kara, ternyata
si pria tua itu juga tuna wisma.
Wow tiba-tiba pandanganku kosong. Dan isi kepalaku
bertanya-tanya. Bagaimana bisa rumah seluas itu bisa bersih dan serapi itu.
Dengan tatapan kosong itu yang di selingi dengan senyum. Terdapat hal hebat.
LUAR BIASA Otakku berteriak keras.
Dari hal ini saya sangat tertampar. Kondisi fisik
ku yang masih lebih baik dibandingkan pria tua itu. Bapak itu jauh lebih hebat
di babandingan denganku yang terkadang masih malas dan kurang bersyukur.
Terkadang saya masih ogah-ogahan terhadap kebrsihan lingkunganku. Beda sekali
dengan pria tua itu. Saya juga merasa malu, saya yang hanya diberikan ujian
beban fikiran yang jika di fikir tidak terlalu penting untuk di fikir yang
hamper membuatku putus asa. Hebatnya Pria tua itu masih bisa terus bekerja
dengan keterbatasanya.
Terakhir Reminder jangan pernah menyerah dengan
keadaanmu yang sekarang. Walaupun itu mustahil tetapi tetaplah bergerak dan
bermanfaat. Baik untuk dirimu, maupun orang lain
Terima kasih Orang Hebat. Terima kasih Orang Baik
:)
Komentar
Posting Komentar